ndaholic

Melihat era saat ini yang semakin berkembang, masih terlihat profesi manusia yang mengais rezeki ditumpukan sampah yang bengis, ironis memang. Mengapa mereka melakukan itu, yang jelas guna menyambung hidup dan menyumpal rasa lapar yang meradang perut mereka.

Walaupun panasnya terik matahari, tak sejenak pun membuat mereka berhenti mengais. Yang jelas, profesi mereka lebih mulia jika dibandingkan para tikus-tikus yang telah mengeruk hak kaum marjinal. Dari situ, seharusnya kita belajar, bahwa orang seperti mereka ternyata tidak serendah dari yang kita kira, sosok kaum marjinal yang tak pernah rampung dari kemiskinan. Jelas, mereka kaya semangat dan moral tentunya.

Singkatnya kaum marjinal, tak jauh beda dengan kita ini, hanya nasib yang bedakan mereka dengan kita. Mungkin hal yang hampir setiap hari aku saksikan Pemulung dan Pengemis, Melewati jalan yang hampir setiap saat sering aku lalui setiap saat itu pula aku saksikan, bapak, ibu, anak kecil yang mulung, hingga terkadang di tempat ku kerja pun di datangi oleh pengemis. tak kuasa hatiku melihat semua itu,

Lewat tulisan ini, aku sampaikan kepada rekan - rekan semua . Apa yang harus kita lakukan dengan semuanya itu? Apa kita sanggup berikab Rp. 500 setiap saat, Apakah itu akan cukup??

Sebuah pertanyaan besar dalam hatiku ???

KODE PPC ANDA